PENGGUNAAN MEDIA PEMANAS
I. FRYING
Definisi
adalah suatu teknik yang digunakan
untuk mengubah mutu makan suatu bahan pangan dengan menggunakan minyak sebagai
media panas.
Tujuan
adalah untuk mengawetkan bahan
pangan agar umur simpannya lebih lama, meningkatkan kualitas dari bahan
pangan tersebut, dan mengurangi kadar air dalam bahan pangan sehingga menjadi lebih tahan lama
Fungsi
destruksi mikroorganisme dan
aktivitas enzim oleh panas, karena
penurunan aw (water activity) pada
pemukaan bahan pangan,(irisan tipis). Bahan makanan menjadi kering karena ada
proses hidrasi sebagai akibat pindah
panas dari minyak goreng ke bahan.
Keuntungan
- bersifat cepat karena perubahan
pada bahan pangan memerlukan waktu yang lebih singkat pada suhu tinggi.
- Sifat produk hasil penggorengan
juga khas. Timbul flavor khas gorengan yang tidak ditemui pada cara pengolahan
bahan pangan yang lain.
Peranan minyak
a. sebagai penghantar panas,
b. penambah rasa gurih,
c. penambah nilai kalori bahan pangan.
Kekurangan
penggunaan minyak
sebagian minyak yang tertinggal pada bahan pangan dan
dapat memacu terjadinya oksidasi bila pengemasan tidak dilakukan di ruang yang kedap
oksigen atau hampa udara, cahaya dan panas.
Metode
frying dibedakan menjadi 4, yaitu:
A. Deep Fat Frying
Penggorengan dengan minyak melimpah
PRINSIP
- Proses
pindah panas secara konveksi di dalam minyak dan konduksi di dalam bahan,
- tepat
untuk semua bentuk bahan terutama bahan yang memiliki bentuk tidak beraturan.
- minyak yang digunakan volumenya cukup besar.
- Bahan terendam sempurna dalam minyak sehingga seluruh
permukaan bahan mendapatkan perlakuan suhu
yang sama selama proses penggorengan.
- Penguapan air cepat
dan bahan menjadi kering, renyah dan mekar.
- Menghasilkan keseragaman warna dan penampilan pada bahan.
Contoh: pisang, ayam, daging, dll.
Keuntungannya
lebih sukar terjadi oksidasi pada
bahan pangan dan panas lebih cepat merata.
Kelemahannya
uap air yang keluar dari bahan
tidak bisa keluar langsung ke udara bebas tapi terjebak di dalam minyak panas
sehingga menunjang terjadinya hidrolisis.
B. Shallow Contact Frying
PRINSIP
-
Penggorengan bahan pangan ini dilakukan dengan
menggunakan minyak yang terbatas
- Produk yang dihasilkan umumnya tidak kering
dan tidak renyah karena sebagian besar uap air tidak keluar dari bahan
- Bahan yang memiliki rasio luas permukaan dan
volume yang cukup besar.
- Transfer panas
biasanya berlangsung secara konduksi dari permukaan wajan yang dilapisi minyak
yang tipis.
- Sifat khas lain dari produk hasil shallow
frying adalah aroma khas akibat adanya karamelisasi pada permukaan bahan.
Keuntungan
-
lebih
efisien dan tidak banyak minyak yang kontak dengan bahan
Kelemahan
-
panas yang
kurang merata dan tidak cepat mencapai suhu yang diinginkan.
-
mudah
kontak dengan oksigen, sehingga bahan pangan lebih mudah teroksidasi.
Contoh produk adalah telur, burger
atau pastel
C. Spray
Frying
Sistem Spray merupakan cara
penggorengan modern, sehingga hanya dioperasikan pada industri-industri
makanan/perusahaan besar.
PRINSIP
-
Pada penggorengan sistem spray
minyak dipanaskan pada tempat/unit mesin yang terpisah hingga mencapai suhu
antara 180-270oC atau sesuai dengan jenis produk.
-
Bahan diletakkan diatas konveyor
berjalan dalam ruangan tertutup/vakum.
-
Selanjutnya minyak panas
disemprotkan mengenai bahan, sehingga tejadilah penggorengan/pematangan bahan
dalam waktu yang relatif singkat.
Kelebihan
-
waktu penggorengan menjadi singkat,
-
kebersihan terjamin dan kualitas
produk akhir sempurna.
-
produk yang dihasilkan tidak
terlalu banyak mengalami perubahan warna, tetapi sifatnya lebih kering dan
renyah dengan kadar minyak yang tertinggal pada produk hampir tidak
kentara/nyata,
Contoh produk : mie instan, kripik
kentang/singkong
D. Vacuum
frying
PRINSIP
- Metode
penggorengan dengan menerapkan prinsip “pressure and temperature”
- Tekanan
rendah, titik didih minyak rendah. Pada kondisi vakum, minyak akan mendidih
pada suhu 70 °C.
-
Digunakan untuk mengolah bahan
makanan yang memiliki sifat fisik dan kimia tertentu dimana jika dikenai
perlakuan suhu tinggi, bahan tersebut akan menjadi rusak.
( buah-buahan yang banyak
mengandung gula-gula sederhana dan mengandung bahan volatil/esteris)
Prinsip kerja
-
memanaskan minyak di dalam suatu tempat atau
wadah
-
udara dalam fryer disedot hingga mencapai
kondisi vakum.
-
Setelah kondisi vakum tercapai,
bahan dimasukkan ke dalam minyak yang telah mendidih.
-
vacuum fryer selanjutnya menghisap
kadar air dalam bahan dengan kecepatan tinggi agar pori-pori tidak cepat menutup
sehingga air diserap dengan sempurna hingga mencapai tingkat kematangan
tertentu sesuai dengan yang diharapkan.
Contoh produk. kripik nangka atau
apel
Kelebihan
-
Tekanan rendah,
titik didih air menjadi rendah sehingg air
bahan cepat menguap
-
Hasil lebih renyah
karena air menguap lebih banyak
-
Mengurangi
terjadinya case hardening seperti pada penggorengan biasa
Faktor-faktor
yang mempengaruhi frying antara lain:
- Jenis
bahan atau makanan
beberapa jenis makanan yang mudah rusak dengan
panas maka harus dilakukan frying dalam waktu yang singkat, seperti misalnya
krupuk atau telur dengan konduktivitas tinggi maka waktu penggorengan perlu dikurangi.
- Kondisi minyak,
minyak
yang digunakan sudah dipanaskan terlebih dahulu atau belum.
- Suhu dan waktu frying,
bila terlalu
tinggi suhu frying dapat mendukung terjadinya oksidasi dan hidrolisis. Makin
tinggi suhu frying maka makin cepat frying bahan pangan.
- Metode frying,
untuk deep fat
frying yang lebih cepat merata panasnya maka akan butuh waktu yang lebih
singkat daripada shallow contact frying
- Ukuran, kelembaban dan karakteristik permukaan
bahan,
semakin besar
ukuran bahan (tebal) yang digoreng maka semakin lama waktu frying dan
sebaliknya.
- Perlakuan
sebelum frying, perlakuan sebelum frying misalnya direndam di larutan air garam atau air kapur terlebih
dahulu.
2. STEAMING/pengukusan
Pemilihan teknik dasar pengolahan
makanan disesuaikan dengan tekstur bahan dasar yang akan diolah. Misalnya,
sayuran yang bertekstur lunak tidak mungkin dimasak di dalam oven untuk waktu
yang cukup lama, karena kemungkinan besar bentuknya akan kurang baik dilihat
akibat bentuknya yang menjadi hancur. Suhu air proses steaming antara 66-820C
Definisi
Cara pengolahan bahan pangan melalui pemanasan
menggunakan uap air dalam wadah tertutup
Tujuan
Mengurangi kadar air dalam bahan
baku sehingga tekstur bahan menjadi kompak
Fungsi
Menginaktifkan enzim yang akan menyebabkan perubahan
warna, cita rasa atau nilai gizi yang tidak dikehendaki selama penyimpanan
Prinsip Dasar
-
Memanaskan steamer terlebih dahulu
sehingga diperoleh uap air maksimal
-
Ukuran steamer harus disesuikan
dengan bahan yang diproses dan tertutup rapat untuk mencegah tekanan uap turun
-
Untuk bahan yang tidak dapat /tidak
perlu kontak langsung dengan uap harus dibungkus.
-
Bahan makanan yang cocok digunakan
adalah bahan makanan yang dapat dimasak perlahan- lahan dan tidak mudah
kehilangan tekstur, warna, aroma, maupun rasa.
Keuntungan
-
Menjaga kandungan vitamin dan
mineral makanan terutama yang larut dalam air
-
Mengurangi pemakaian minyak
-
Mampertahankan nilai gizi lebih
banyak
-
Mampu mempertahankan bentuk bahan
-
Mempertahankan aroma asli makanan
-
Membuat beberapa makanan mudah
dicerna
Kekurangan
-
makanan yang dihasilkan nampak
kurang menarik.
Teknik/Metode Steaming
Teknik steaming berdasarkan tekanan uap dapat dibedakan
menjadi 2 cara, yaitu:
1. Steaming tekanan
Steam/uap berasal dari air
pada waktu perebusan. Pengukusan dengan
tekanan rendah mengurangi resiko pemasakan yang berlebih
2 2. Steaming tekanan yang agak tinggi
Mempergunakan alat tertentu
yang tertutup rapat. Penggunaan tekanan uap pada pengukusan mempercepat proses
pengukusan karena uap dipaksa masuk ke dalam bahan
Pada teknik steaming, tekanan uap air panas akan bertambah
tinggi apabila terjadi di tempat yang tertutup rapat, misalnya pada rice
cooker, steamer atau steam oven. Steaming
yang menggunakan alat sejenis rice cooker, steamer atau steam oven ini sering
juga disebut dengan teknik tekanan dan uap kering.
Keuntungan
-
meminimalkan
kebutuhan jumlah tenaga kerja dan
-
cocok untuk
-
proses skala besar
-
untuk sayuran
secara cepat, mempertahankan nilai gizi, warna dan rasa dari sayuran
Penggunaan alat yang ditutup rapat akan
menyebabkan berkurangnya steam yang terbuang keluar, sehingga tekanan steam akan
dapat dipergunakan semaksimal mungkin.
Teknik steaming berdasarkan kontak bahan yang diolah dengan
uap dibedakan menjadi 2 cara
berdasarkan kontak
bahan yang diolah dengan uap air
1. Steaming
secara langsung di atas saringan atau
bahan mengalami kontak langsung dengan uap air, baik
menggunakan wadah ataupun tidak
2. Steaming
dengan pembungkusan,
uap panas tidak keluar dari dalam wadah. Bahan makanan
dipertahankan kelembabannya karena tidak mengalami kontak langsung dengan uap
panas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses steaming
1.
Jumlah air
Air yang digunakan harus diperhitungkan sesuai tinggi bagian dalam panci (bagian yang
berlubang lubang). Air yang berlebih menyebabkan air mengenai bahan yang
dikukus sehingga makanan menjadi lunak/lembik. Sementara itu apabila air kurang
akan menyebabkan proses pengukusan lama dan ada kemungkinan makanan menjadi
kering atau bahkan hangus.
2.
Temperatur
air
Air harus mendidih (mencapai 1000 C)
terlebih dahulu agar makanan yang diolah mencapai hasil yang maksimal
3.
Penambahan air selama proses.
Jika
makanan belum matang, sementara air yang digunakan sudah habis, maka pada saat
akan menambah air, gunakan air panas agar proses pengukusan tidak terhambat.
4.
Ukuran bahan makanan yang akan
dikukus,
Ukuran bahan sebaiknya memiliki bentuk yang tidak terlalu besar.
5.
Proses mengukus kue-kue/puding,
tutup alat pengukus dibungkus serbet untuk mencegah jatuhnya titik-titik air
yang timbul akibat pengembunan uap air.
6.
Besar kecilnya api yang digunakan
disesuaikan dengan jenis dan jumlah makanan yang akan dikukus.
3.
PENGASAPAN (SMOKE)
Definisi:
Metode pengawetan produk dengan menggunakan garam, panas
dan asap.
Prinsip Dasar
- Panas dari pembakaran kayu dapat menghambat mo
- Asap mengandung komponen anti mikroba
- Asap mangandung antioksidan sehingga tidak tengik
- Sebagian asap membentuk kulit tipis sehingga dapat mencegah kontaminasi ulang
- Pengawetan bahan
- Membentuk sifat organoleptik meliputi: Cita rasa asap= smoky flavor, warna
spesifik
- Meningkatkan keempukan daging
Faktor2 yang mempengaruhi
1.
Suhu ,
sebaiknya suhu rendah
sehingga penempelan dan pelarutan asap berjalan efektif. Suhu tinggi menyebabkan
bahan cepat matang namun flavor asap belum tentu dapat terbentuk
2.
Kelembaban udara,
harus diatur agar
permukaan bahan tidak terlalu cepat kering dan proses tidak lama. Kelembaban
udara rendah menyebabkan permukaan cepat kering, kelembaban udara tinggi
menyebabkan proses lama. Contoh pengasapan ikan yang ideal adalah pada
kelembaban udara 60-70% pada suhu 290C
3.
Jenis kayu,
pengasapan dingin:
serutan kayu dan serbuk gergaji;
pengasapan panas dengan kayu yang keras, kayu
yang mengandung resin atau damar menyebabkan rasa pahit
4.
Jumlah asap, ketebalan asap dan
kecepatan aliran asap
5.
Mutu bahan yang diasap
Perlakuan sebelum pengasapan
S Sebelum pengasapan biasanya bahan mengalami proses
penggaraman atau curing
P Proses kuring adalah proses pengolahan daging yang lebih
luas dibanding sekedar proses penggaraman yang konvensional, karena dalam proses kuring dapat ditambahkan beberapa zat aditif lain selain garam.
B Beberapa bahan dasar untuk kuring
1.
Garam biasanya kadar garam 2-5%
2.
Gula, gula bersama garam akan memberikan
rasa yang spesifik
3.
Nitrat , fungsinya untuk memberikan
warna merah yg spesifik. Misalnya KNO3 (saltpeter) atau NaNO3
(chile saltpeter). Saltpeter dan chile saltpeter bersifat racun. Garam nitrat
untuk keperluan pengolahan pangan dosis maksimal adalah 2,5 gram/kg daging.
Sedangkan untuk keperluan analisis dosis maksimal adalah 5 g/kg daging.
Beberapa bahan tambahan kuring
7.
Garam polifospat untuk meningkatkan
daya ikat air ( mengurangi susut proses)
8.
Sodium askorbat , asam askorbat,
natrium erythrobat untuk stabilisasi
warna
9.
MSG monosodium glutamat pembentuk cita rasa
Komponen-komponen asap
Kom komponen asap terdiri dari fraksi uap dan fraksi partikel,
dan dikelompokkan menjadi 5, yaitu
1 - Fenol= fraksi uap dan partikel
2 - Alkohol = hanya fraksi uap
3 - Asam-asam organik= fraksi uap dan
partikel
4 - Senyawa karbonil= sebagian besar
fraksi partikel
5 - Senyawa hidrokarbon= hanya fraksi
partikel
- Suhu
tertalu tinggi menyebabkan terbentuknya benzapirene dan benzanthrasene yang bersifat karsinogenik.
Fungsi masing-masing komponen asap
1 - Fenol sebagai antioksidan,
antimikroba, pembentuk citarasa
2 - Alkohol sebagai pembentuk citarasa,
antimikroba
3 - Asam-asam organik mempermudah
pengupasan, antimikroba
4 - Karbonil pembentuk warna dan
citarasa spesifik
5 - Hidrokarbon mempunyai fungsi
negatif karena bersifat karsinogenik,..
Pengaruh Smoke Terhadap nilai gizi
Proses pengasapan pada bahan akan mengakibatkan penurunan
nilai gizi dari bahan hal ini disebabkan oleh :
1) Senyawa fenol cenderung bereaksi
dengan grup S-H (sulfur–hidrogen) protein. Reaksi tersebut mengakibatkan
protein terdenaturasi yang akan menurunkan nilai protein dari bahan yang
diasap. Penurunan nilai protein ini akan menyebabkan penurunan daya cerna
meyebabkan protein sulit diserap tubuh.
2) Senyawa karbonil cenderung
bereaksi dengan grup amino dari protein. Reaksi ini pun dapat mengakibatkan
daya cerna protein turun.
3)
Vitamin B kompleks, niasin, dan riboflavin mengalami kerusakan sedikit,
sedangkan tiamin dapat mengalami kerusakan total.
AS
TUGAS
Mencari informasi Mesin alat
pengasapan
4. PEMANGGANGAN (BAKING)
Definisi
adalah
proses pengolahan bahan pangan menggunakan udara panas secara langsung
Sumber panas/api biasanya berada di bawah bahan makanan
yang sedang dimasak/panggang.
Alat
yang digunakan memasak disebut pemanggang dan dilengkapi dengan jeruji kawat.
Jeruji ini berfungsi sebagai penahan bahan makanan yang sedang
dimasak/dipanggang, selain itu fungsi lainnya juga untuk membuat bagian yang
matang dan gosong berbentuk jeruji pula. Kegosongan inilah yang menjadi ciri
khas dan yang menunjukkan bahwa makanan tersebut adalah di grilled. Jeruji kawat dapat diganti dengan lempengan
besi yang rata.
Prinsip Dasar
1.
Proses
thermal dengan suhu tinggi
2.
Pindah
panas secara radiasi dari dinding oven pada produk
3.
Pindah
panas secara konveksi dalam udara menuju
produk
4.
Pindah
panas secara konduksi dalam produk
5.
Penbentukan
karakteristik yang spesifik dari suatu produk
Tujuan BAKING
1.
Mengubah tingkat kematangan bahan (eating
quality)
2.
Membunuh mikroba
3.
Menurunkan aW pada permukaan bahan
Tahapan proses (
roti ) yaitu :
a)
Pencairan lemak
Ketika lemak mencair, gas-gas
dilepaskan, air menjadi uap, gas dan uap air
berkontribusi terhadap proses peragian,Kebanyakan lemak mencair pada 32-55 °C.
b.
Pembentukan dan pengembangan gas
Gas yang berperan adalah karbon
dioksida dari hasil proses fermentasi. Gas
terbentuk ketika adonan dimasukkan ke dalam oven dan membuat adonan
menjadi empuk. Ketika bahan mulai mengembang, dinding sel akan menipis akibat adanya
pengembangan gas.
Produksi dan pengembangan gas
terjadi pada awal pemanggangan. Pada suhu 60 °C ragi akan mati dan pembentukan
karbon dioksida akan terhenti. Gas tersebut akan tertahan dalam struktur adonan
yang terbentuk oleh adanya gluten di dalam adonan.
c.
Kematian Ragi
Selain ragi, di dalam adonan
terdapat mikroorganisme lain yaitu bakteri dan kapang. Mikroorganisme ini
kebanyakan akan mati pada temperatur 60 °C meskipun masih ada juga sedikit mo
yang hidup pada temperatur yang lebih tinggi. Ketika ragi mati, proses
fermentasi dan pembentukan gas karbondioksida akan terhenti.
d.
Koagulasi protein
Gluten dan protein telur adalah
protein yang paling berperan pada pembentukan struktur produk pemanggangan.
Protein terkoagulasi menghasilkan struktur baru jika dikenai panas, berlangsung
secara perlahan pada suhu 60-70 °C.
koagulasi tergantung bahan ( gula dan lemak). Kebanyakan
protein terkoagulasi sempurna pada suhu 85 °C.
Suhu yang terlalu tinggi akan mempercepat
proses koagulasi sebelum proses pengembangan optimal, sehingga ukuran produk
tidak optimal. Suhu terlalu rendah protein tidak akan terkoagulasi menyebabkan
produk gagal.
e.
Gelatinisasi pati
Pati merupakan bagian yang penting
dari struktur. Struktur pati lebih
lembut dibanding protein
Molekul pati terbungkus dalam
granula yang kecil dan keras. Selama pencampuran, granula ini akan menarik air
. Air akan terserap oleh granula ketika berlangsung pemanasan selama
pemanggangan dan akan mengembang. Granula ini akan melepaskan molekul pati. Selama
proses, molekul pati akan berikatan dengan air yang tersedia. sehingga struktur
kering pada bagian dalam adonan.
f.
Pelepasan uap air dan gas lain
Selama proses pemanggangan, air
menguap dan lepas ke udara. Berkurangnya
kelembaban permukaan berdampak pada
pembentukan kerak (crust) menjadi keras.
g.
Pembentukan kerak dan pencoklatan
Kerak akan terbentuk ketika terjadi
penguapan pada permukaan adonan, sehingga kering dan ketika suhu permukaan
adonan mencapai 150°C maka akan terjadi pencoklatan. Pencoklatan berlangsung
ketika terjadi perubahan kimia pada pati, gula dan protein. (reaksi Maillard)
6.
IRADIASI
Definisi
proses
pengolahan pangan yang menggunakan gelombang elektromagnetik
dengan energi ionisasi dan akan mengakibatkan
perubahan kimia yang akan berpengaruh terhadap proses metabolisme dasar bahan
pangan. Pengembangan dan penggunaan iradiasi akan menstabilkan bahan sehingga
memungkinkan
bahan pangan diawetkan tanpa menggunakan bahan pengawet.
Dalam pelaksanaannya,
Hal-hal yang harus diperhatikan
- prinsip pengolahan,
- teknik
dan peralatan,
- dosis,
- persyaratan
kesehatan dan
- keselamatan serta pengaruh iradiasi terhadap
pangan.
Peraturan
Menteri Kesehatan RI no 826/Menkes/Per/XII/1987 dan Peraturan Menteri Kesehatan
No 152/Menkes/SK/II/1995 tentang makanan iradiasi. Peraturan tersebut membatasi
dosis penggunaan metode iradiasi terhadap makanan maksimal 10 Kgy.
Dosis
yang berlebihan akan mengakibatkan makanan mengandung radikal bebas yang dapat
menyebabkan efek karsinogenik. Label RADURA (radiation durable)
Tujuan
dan manfaat Iradiasi
untuk mengawetkan
makanan dengan mengurangi kerusakan bahan pangan dengan mekanisme :
Menghancurkan mikroorganisme penyebab kerusakan
Menginaktifkan mikroorganisme penyebab penyakit
Menghambat proses pematangan
Menghancurkan serangga
Manfaat proses iradiasi adalah :
Tanpa menggunakan
panas sehingga resiko perubahan sifat sensorik dapat diabaikan
Dapat dilakukan
terhadap produk yang dikemas dan produk beku
Makanan
segardiawetkan dengan satu penanganan
dan tanpa menggunakan bahan kimia
Energi yang
dibutuhkan kecil
Kontrol proses
dilakukan secara otomatis dan biayanya rendah
Prinsip
Iradiasi
penggunaan radiasi berenergi tinggi terhadap bahan pangan.
Radiasi berenergi tinggi ini dikenal dengan nama radiasi pengion karena akan
menimbulkan ionisasi terhadap materi yang dilaluinya. Sumber iradiasi yang
digunakan adalah sinar X, sinar Gamma, dan gelombang eletromagnetik.
Jenis iradiasi yang digunakan untuk
pengawetan makanan adalah radiasi elektromagnetik yang menghasilkan foton
berenergi tinggi dan akan menebabkan terjadinya ionisasi serta eksitasi pada
materi yang dilaluinya. contoh radiasi adalah radiasi partikel α, β dan
gelombang eletromagnetik gamma.
Sebagai sumber radiasi, FAO dan WHO
memberi batasan penggunaan energi radiasi yaitu :
Sinar gamma dari radionukleotida 60Co
dan 137Cs
Sinar X dengan dosis rendah maksimal 5
Mev
Elektron dengan dosis rendah maksimal 10
Mev
Jenis radiasi yang
umum digunakan untuk pengawetan makanan adalah sinar gamma yang dipancarkan
oleh radionuklida 60Co atau 137Cs dan berkas elektron yang terdiri dari
partikel-partikel bermuatan listrik
D10 adalah harga yang digunakan untuk
mengetahui sensitivitas bakteri,t untuk mengestimasi dosis yang diperlukan
untuk mereduksi jumlah bakteri hingga
tercapai jumlah akhir bakteri yang diharapkan.
Dosis
radiasi adalah jumlah energi radiasi yang diserap ke dalam bahan pangan dan
merupakan faktor kritis pada iradiasi pangan.
Pengaruh
terhadap produk
a) Aspek kimia
Proses penyinaran dengan
menggunakan radiasi pengion merupakan proses “dingin” karena tidak menimbulkan
kenaikan suhu pada bahan yang dilaluinya. Energi yang diserap bahan pangan
dengan teknik tersebut jauh lebih rendah dari energi makanan yang dipanaskan
dan akibatnya perubahan unsur kimia yang terjadi akibat radiasi secara
kuantitatif juga lebih sedikit. Senyawa kimia yang terbentuk akibat iradiasi
bergantung pada komposisi bahan dan jumlahnya akan meningkat sesuai dengan
bertambahnya dosis iradiasi. Perubahan kimia dapat ditekan dengan mengatur suhu
dan kadar air bahan serta menghilangkan oksigen udara di sekeliling bahan yang
diiradiasi
b) Aspek gizi
Iradiasi bahan pangan pada dosis
sedang (1-10) KGy tanpa pengaturan udara dan suhu serta kondisi selama proses
dengan baik dapat menurunkan beberapa unsur
nutrisinya. Perlakuan kombinasi antara pengaturan kondisi irradiasi
(dosis, suhu, oksigen) dan teknik pengemasan dapat mempertahankan mutu dan
nutrisi pada bahan pangan olahan siap saji.
- Vitamin
yang tahan iradiasi : riboflavin, niacin
dan vitamin D
- Vitamin
A, B, C dan E sangat peka..
c) Aspek mikrobiologi dalam penggunaan radiasi ini adalah kemungkinan
- timbulnya sifat resistensi atau
- efek mutagenik dan peningkatan patogenitas
mikroba.
Daya tahan berbagai mikroorganisme
terhadap radiasi secara berurutan adalah spora bakteri-khamir-kapang-bakteri
gram positif-bakteri gram negatif. Sehingga bakteri gram negatif merupakan
kelompok yang paling peka terhadap perlakuan radiasi.
d) Aspek toksikologi
- Analisis kimia terhadap makanan yang
diawetkan dengan iradiasi tidak ditemukan senyawa berbahaya bagi kesehatan.
- uji toksikologi untuk meyakinkan bahwa makanan
yang diradiasi aman untuk dikonsumsi. Uji toksikologi merupakan uji yang jauh
lebih teliti dan kompleks dibandingkan dengan analisis kimia.
Iradiasi pada pangan yang mengandung air
menyebabkan ionisasi dari bagian-bagian air dengan pembentukan hidrogen dan
radial hidroksil yang sangat reaktif.
e) Aspek pengemasan
Persyaratan yang berlaku dalam
pemilihan bahan pengemas yang digunakan sebagai pembungkus makanan atau bahan
pangan yang akan diiradiasi harus tetap diperhatikan.
Bahan pengemas yang “fleksible”
dalam bentuk laminasi saat ini lebih banyak disukai daripada wadah yang terbuat
dari kaleng, terutama untuk pembungkus makanan siap saji yang diiradiasi. Bahan
pengemas tersebut umumnya dibuat secara khusus dan bersifat tahan terhadap
radiasi, kedap udara serta tidak mudah terkelupas, sehingga mampu
mempertahankan mutu makanan di dalamnya untuk jangka panjang pada suhu kamar
(28-30oC)
No 5 nya nggk ada?
BalasHapus