Minggu, 26 November 2017

Administrasi Fasilitas Dan Aktifitas Laboratorium



 KD 3.3    ADMINISTRASI  FASILITAS DAN AKTIFITAS LABORATORIUM


§  Definisi
 proses pencatatan atau inventarisasi fasilitas dan aktifitas laboratorium

§  Tujuan 
agar semua fasilitas dan aktifitas laboratorium terorganisir dengan sistematis

  • Manfaat meningkatkan kelancaran berbagai aspek pengelolaan laboratorium  seperti :
-      Dalam merencanakan pengadaan alat dan bahan
-      Mengendalikan efisiensi penggunaan budget
-      Memperlancar pelaksanaan praktikum
-      Penyusunan laporan tentang laboratorium yang objektif
-      Memudahkan dalam mengawasi dan melindungi kekayaan laboratorium mengingat laboratorium merupakan investasi sektor pendidikan yang relatif mahal

Aspek yang perlu diadministrasikan
  • Ruangan laboratorium
  • Fasilitas laboratorium
  • Alat laboratorium
  • Bahan laboratorium
  • Ketenagaan/personel/pengelola

Kegiatan laboratorium
Format administrasi
§  Format A      : data ruangan lab
§  Format B1    : kartu barang
§  Format B2    : daftar barang
§  Format B3    : daftar penerimaan /   pengeluaran barang
§  Format B4    : daftar usulan / permintaan alat
§  Format C1    : kartu alat
§  Format C2    : daftar alat
§  Format C3    : daftar penerimaan /pengeluaran alat
§  Format C4    : daftar usulan / permintaan  alat
§  Format D1    : kartu zat
§  Format D2    : daftar zat
§  Format D3    : daftar penerimaan / pengeluaran zat
§  Format D4    : daftar usulan / permintaan  zat
§  Format  E     : data  ketenagaan
§  Format  F     : agenda  kegiatan  lab
Catatan :
Dalam pengadministrasian digunakan istilah barang untuk menyatakan benda yang merupakan fasilitas umum laboratorium dan istilah zat untuk menyatakan bahan kimia

Administrasi ruang lab
  • Keadaan ruang yang ada, jaringan listrik, jaringan air dan jaringan gas
  • Ruangan-ruangan tersebut harus tercatat namanya,ukurannya dan kapasitasnya dalam format a
  • Untuk keperluan pengembangan laboratorium perlu adanya rambu-rambu ukuran beberapa ruangan
               R. Praktikum         : 2,5 m²/orang
               R. persiapan          : 20% dari r. Praktikum
               R. Alat                   : 20% dari r. Praktikum
               R. Zat                    : 20% dari r. Praktikum
               R. Timbang            : 5- 20% dari praktikum
               R. Instrumen          : 15% dari r. Praktikum
               R. Komputasi          : 20% dari r. Praktikum
               R. Staff                  : 20% dari r. Praktikum
§               R. Bengkel              : 20% dari r. Praktikum
§               R. Pengrj gelas       : 20% dari r. Praktikum
§              Wc                          : 20% dari r. Praktikum

Administrasi Fasilitas Umum Laboratorium
  • Meja tulis, kursi/bangku, meja praktikum, meja demonstrasi, meja komputer, OHV, Papan tulis, Papan pengumuman
  • Instalasi gas, tangki gas, listrik, lampu,  komunikasi/telpon
  • Perlengkapan P3K, penangkal kebakaran
  • Lemari asap, Lemari alat , lemari es, rak alat
  • Instalasi air, bak cuci, kran air   Barometer, Termometer ruangan
  • Blower, fan,Jam dinding
  • Perkakas bengkel
  • Penuntun praktikum, hand book

Ada 4 macam format yakni format administrasi lab yaitu B1, B2, B3,  dan B4 untuk barang laboratorium
      Format B1 / kartu barang  (lihat lampiran )
nama barang       diisi dengan nama yg lazim digunakan misal, barometer.
Golongan barang dimaksudkan apakah barang tersebut termasuk perkakas, optik, elektronik, perabot atau lainnya
kode barang        disesuaikan dengan kode dari pabrik atau katalog.
Nomor induk        adalah nomor pada buku induk / daftar barang.
Lokasi penyimpanan diisi dengan  : r /l/rk/tk yang menyatakan ruangan,  lantai, rak dan tingkat

      Format B2/ daftar barang atau buku induk.
Merupakan rekapitulasi dari kartu barang

      Format B3/ daftar penerimaan/pengeluaran barang.
 Untuk yang bekerja disekolah, barang yang diterima di koordinir oleh wakil kepala sekolah bidang sarana dan waktu penerimaan disertai faktur barang, maka tidak perlu menggunakan format B3 langsung saja daftar tersebut di filekan, sehingga format B3 hanya berfungsi sebagai daftar pengeluaran barang yang didistribusikan ke masing-masing lab.  Bagi teknisi yang bekerja dilab, berfungsi sebagai alat penerima atau pengeluaran /peminjaman yang bersifat tentatif.

      Format B4/ daftar usulan barang,
berupa perbaikan/rehabilitasi atau pengadaan baru.  Pada format in dicantumkan
-      jenis dan
-      jumlah barang dan harus dicantumkan
-      kuantitas barang tiap kemasan termasuk
-      harganya,
-      spesifikasi barang
mempunyai fungsi yang sangat penting yakni apabila barang yang diterima  tidak sesuai dengan pengajuan, pemesan mempunyai dasar kuat untuk menolaknya

Administrasi Alat
      Alat laboratorium adalah alat-alat yang  gunakan untuk pelaksanaan  praktikum atau penelitian kimia.
      Digunakan format C1,C2,C3,C4. Teknis pengisian sama dengan format B, hanya di format C dituntut kemampuan mengenal alat yang relatif banyak
      Format C dapat dikembangkan format C5 dan C6  yang fungsinya agar usulan dari setiap mata praktikum atau percobaan dapat dilacak pada saat pendistribusian



Administrasi Zat Kimia
      Digunakan format D1, D2, D3,D4 dan dapat dikembangkan untuk D5, dan D6
      Perbedaan dengan format B dan format C terletak pada spesifikasi.
      Format D1 , spesifikasi meliputi beberapa informasi seperti,
-      nama zat (inggris),
-      rumus kimia,
-      massa molekul,
-      kemurnian,
-      konsentrasi,
-      massa/berat jenis,
-      wujud, warna ,
-       pabrik dan kode zat
Spesifikasi dapat dilihat pada etiket /label yang tertera pada botol kemasan oleh karena itu label sangat dijaga jangan sampai hilang, jika terjadi, maka untuk mengenalinya kembali memerlukan  kemampuan analisis dan akan memakan waktu yang relatif lama

Administrasi Tenaga Laboratorium
Ketenagaan dicatat dalam format E :
  • Kepala pengelolaan laboratorium
  • Penanggungjawab praktikum
  • Asisten penanggung jawab praktikum
  • Teknisi (jika ada)
  • Laboraran
  • Kinerja suatu lembaga ditentukan oleh frekuensi dan kualitas kegiatan yang dilakukan
  • Kinerja yang baik sangat ditentukan seberapa jauh personel didalamnya memfungsikan semaksimal mungkin prasarana dan sarana yang ada
  • Fungsi sarana dan prasarana yang maksimal akan terlihat manakala kegiatan yang dilakukan terekam/ teradministrasi dengan baik
  • Gunakan format F untuk mengadministrasikan kegiatan laboratorium
Data dari format ini sangat diperlukan untuk melihat efisiensi dan efektifitas penggunaan laboratorium

TDPLK PENANGANAN LIMBAH NON B3

Limbah
Adalah buangan yang dihasilkan dari sauatu proses produksi baik industri maupun domestik.
Jenis-jenis limbah:
a.    Menurut kemampuan degradasi
1.    Biodegradable; sampah yang dapat diurai secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau aanaerob
2.    Non biodegadable; tidak dapat diuraikan oleh proses biologi, dibedakan
      Recyclable
Dapat diolah dan digunakan kembali karena punya nilai ekonomis
Non recyclable
Tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau dirubah kembali seperti tetra pack, carbon paper, thermo coal
b.    Menurut karakteristik dan wujud
1.    Limbah cair
-       Sifat fisika dan agregat; sifat keasaman limbah dapat diukur dengan cara titrimetrik
-       Parameter logam, arsenik dengan metode SSA
-       Anorganik non metalik contohnya amonia dengan metode biru indofenol
-       Organik agregat , biological Oxygen Demand (BOD)
-       Mikroorganisme mis E. Colli dengan metode MPN
-       Sifat khusus mis asam borat dengan metode titrimetric
-       Air laut mis Cu dengan metode SPR-IDA-SSA
2.    Limbah padat
Bersasal dari industri , rumah tangga, perkantoran, perternakan, pertanian: kertas, kayu, kain, karet, plastik, metal, gelas kaca, organik, bakteri, kulit telur
3.    Limbah gas dan partikel
Tercemarnya udara oleh partikulat zat misalanya debu atau jelaga, hidrokarbon, sulfur dioksida, nitrogen oksida, ozon 9asap kabut fotokimia) karbon monoksida dan timah.
4.    Limbah B3
Difolongkan limbah B3 bila mengandung bahan beracun berbahaya baik langsung maupun tidak langsung dapat merusak lingkungan hidup atau membahayakan kesehatab manusia
Karakteristik limbah B3
-       Mudah meledak
-       Mudah terbakar
-       Sifat reakstif
-       Beracun
-       Menyebabkan infeksi
-       Korosif

LIMBAH NON B3
Merupakan limbah yang tidak mengandung bahan baerbahaya dan beracun
Berdasarkan asal limbah non B3 dibedakan:
1.    Limbah keluarga (RT)
2.    Limbah pertanian
Terkenal dengan peristiwa eutrofikasi dimana unsur hara yang ada pada pupuk terbawa oleh air masuk dalam sungai dan membuat blooming algae atau pertumbuhan ganggang yang sangat cepat sehingga menghalangi cahaya matahari  dan oksigen masuk keperairan, dimana cahaya dan oksigen masih dibutuhkan untuk makhluk hidup lain di dalam air. DDT dapat terakumulasi pada organisme dan mempengaruhi puncak rantai makanan
3.    Limbah industri
Pada umumnya limbah industri termasuk limbah B3 yang harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum di buang ke perairan umum/sungai sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.

Menentukan Metode Pengolahan Limbah Non B3
Dalam pengolahan limbah kita mengenal istilah 4R (3R PP Men LH no 02 th 2008)
1.    Reuse
Penggunaan kembalai limbah dengan tujuan yang sama tanpa melalui proses tambahn kimia, fisika, biologi dan termal
2.    Recycle
Mendaur ulang komponene yang berguna melalui proses tambahan dalam kimia, fisika, biologi dan atau termal menghasilkan produk yang sama atau berbeda
3.    Pemulihan
Pemulihan komponene berguna untuk proses kimia, fisika biologi dan termal
4.    Reduce
Jika limbah tidak dapat di 3R maka penggunaan nya harus dikurangi
Dasar Penentuan metode pengolahan limbah non B
1.    Hasil identifikasi limbah awal sebelumpengolahan (sumber, dampak pencemaran, jenis, sifat)….sehingga didapatkan karakteristik limbah
2.    Pertimbangan detail tentang aspek ekonomis, teknis, keamanan, kehandalan dan kemudahan pengoperasian
3.    Teknologi tepat guna sesuai karakter limbah
4.    Studi kelayakan
5.    Percobaan skala lab
Dengan tujuan untuk ;
-       Memamstikan bahwa teknologi yang dipilih terdiri dari proses yang sesuai dengan karakteristik limbah yang diolah
-       Mengembangkan dan mengumpulkan data yang diperlukan untuk mennetukan efisiensi pengolahan yang diharapkan
-       Menyediakan informasi teknik dan ekonomi yang diperlukan untuk penenrapan sekala sebenarnya
Proses pengolahan limbahn Padat dibedakan menjadi 4 tahap
1.    Pemisahan
a) sistem balistik untuk mendapatkan keseragaman ukuran/berat/volume
b) sistem gravitasi adalah sistem pemisahan berdasarkan gaya berat    misalnya barang yang berta/tenggelam
c) sistem magnetis adalah pemisahan berdasarkan sifat magnetis logam-logam untuk memisahkan dari non logam
2.  Penyusutan ukuran
     Dilakukan untuk memperkecil ukuran dan volume sehingga memudahkan pengolahan
3. Pengomposan
Dilakukan terhadap limbah organik yang mudah busuk
4.    Pembuangan limbah
Bisa dibuang kelaut atau darat/tanah dengan memperhatikan bebrapa hal

Jenis pengolahan limbah
1.    Metode inceneration
Yaitu metode pengolahan limbah padat melalui proses pembakaran secara tertutup di dalam incenerator yang terbuat dari plat baja dilapisi batu api dengan suhu pembakaran antara 800 – 1000 (0 celsius)
2.    Metode Open Dumping
Yaitu metode pengolahan limbah padat tanpa dikontrol melalui proses penumpukan sampah di tempat terbuka. Biasanya dilaksanakan di tempat pembangan sementara (TPS) selama proses ini terjadi penguraian oleh mikroorganisme secara aerob sehingga menghasilkan bau
3.    Metode sanitary landfill
Yaitu metode pengolahan limbah padat yang dikontrol melalui proses penumpukan sampah yang dipadatkan di dalam galian tanah dan permukaannya ditutup/ ditimbun tanah
4.    Metode Recycle
Yaitu metode pengolahan limbah melalui proses daur ulang menjadi produk lain yang punya nilai ekonomis. Contoh memanfaatkan sampah plastik menjadi produk ekonomis
5.    Metode pengomposan

Yaitu pengolahan samapah organik dalam suatu wadah tertutup melalui proses penguraian senyawa organik oleh populasi mikroorganisme dalam kondisi hangat, lembab dengan bantuan aktifator untuk membantu mempercepat aktifitas penguraian mikroorganisme

TDPLK PENGETAHUAN BAHAN NEVA USA (layak simpan layak buang)




1.    PENYIMPANAN BAHAN KIMIA
Penataan dan penyimpanan bahan kimia didasarkan pada
-          Keadaan laboratorium (fasiitas, susunan lab, dan keadaan alat/bahan)
-          Kepentingan pemakai (kemudahan dicapai, keamanan dalam penyimpanan dan pengambilan)
Berdasarkan keadaan
Bahan/zat dikelompokkan berdasarkan :
-          Wujud/ fasa,
-          sifat  bahan asam-basa,
-          tingkat bahaya; korosif, beracun, mudah terbakar
-           kuantitas pemakaiannya
-          Jumlah bahan yang disimpan
Cara penyimpanan
-          Alfabet
-          Golongan
-          Sifat
Pedoman umu penyimpanan
-          Setelah digunakan dikembalikan ke tempat semula
-          Dikontrol secara periodik
-          Dasar jangkauan untuk menghindari kecelakaan
-          Botol besar di bawah, kecil diatas
-          Lemari kusus
-          Disimpan di tempat yang sesuai
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyimpanan bahan
-          Bahan yang bereaksi dengan kaca sebaiknya disimpan dalam botol plastik
dan sebaiknya
-          Bahan yang berubah jika kena sinar matahari langsung disimpn dalam botol gelap dan lemari tertutup
-          Bahan berbahaya dan bahan korosif disimpan terpish
-          Penyimpanan dilakukan di dalam botol induk besar yang berkran, dilengkapai dengan botol kecil untuk mengambil, sehingga sisa bahan tidak perlu dikembalikan ke botol induk
-          Botol simpan diberi label yang menunjukkan karakteristik bahan yang ada di dalamnya
Selain itu juga harus diperhatikan
1.    Wujud zat, zat padat disimpan terpisah dengan zat cair
2.    Konsentrasi zat pekat disimpan terpisah di lemari khusus mis asam sulfat pekat di lemari asam
3.    Zat berbahaya tidak disimpan di tempat yang lebih tinggi  dari ukuran badan
4.    Zat peka terhadap matahari disimpan di botol coklat
5.    Zat yang mudah menguap disimpan di tempat yang sejuk atau dingin
6.    Larutan indikator disimpan dalam botol tetes / botol dilengkapi pipet
Prinsip penyimpanan bahan
1.    Aman
2.    Mudah dicari
3.    Mudah diambil
Langkah2 menyimpan bahan
1.    Bersihkan  ruangan penyimpanan alat dan bahan
2.    Periksa data ulang bahan yang ada
3.    Kelompokkan bahan berdasarkan keadaan bahan tersebut
4.    Penyimpanan dan penataan bahan disesuaikan dengan fasilitas lab, keadaan bahan
Sumber kerusakan bahan karena lingkungan meliputi:
-          Udara mengandung oksigen dan uap air
-          Air, asam basa;
-          Suhu
-          Mekanis; dihindari benturan atau goncangan
-          Cahaya
-          Api; penyimpanan bahan harus menghindari segi tiga api, yaitu bahan bakar, panas dan oksigen


2.    PEMBUANGAN BAHAN KIMIA
Zat atau bahan kimia yang sudah tidak terpakai lagi maupun sisa dari proses analisis di laboratorium harus ditangani dengan benar. Beberapa metode pembuangan bahan kimia adalah:
           Pembuangan langsung
Dapat diterapkan untuk bahan-bahan yang larut dalam air, dapat dibuang langsung dalam bak penampungan limbah. Untuk bahan yang bersifat asam atau basa harus dinetralkan terlebih dahulu. Untuk bahan yang mengandung logam-logam berat dan beracun (Pb, Hg, Cd)  harus diendapkan terlebih dahulu , dan cairannya di netralkan
Pembakaran terbuka
Metode pembakaran terbuka dapat diterapkan untuk bahan-bahan organik yang kadar racunnya rendah dan tidak terlalu barbahaya. Pembekarannya dilakukan ditempat yang aman dan jauh dari pemukiman penduduk
         Pembakaran dalam incenerator
Metode pembakaran dalam incenerator dapat diterapkan  untuk bahan-bahan toksin yang jika dibakar ditempat terbuka akan menghasilkan senyawa yang bersifat toksin
-             Dikubur dalam tanah dengan perlindungan tertentu agar tidak merembes ke badan air. Diterapkan  untuk zat-zat padat yang reaktif dan beracun
                                Perlakuan bahan tumpahan/ bahan kimia sisa
Terdiri dari asam-asam organik, basa alkali dan amonia, bahan kimia oksidator,  bahan kimia reduktor, sianida dan nitril.

PEMUSNAHAN BAHAN

Pembuangan Bahan Kimia Sisa Pakai Dari Laboratorium

prosedur untuk mengatasi tumpahan bahan kimia atau cara pembuangan yang aman. Tumpahan bahan kimia (spills) dapat mengenai kulit atau pakaian atau sepatu. Secara umum, kontaminasi pada kulit harus segera dicuci dengan sabun dan dibilas dengan banyak air. Apabila tumpahan tersebut mengenai pakaian atau sepatu, maka cuci dengan sabun atau dibakar. Juga tumpahan dapat terjadi pada meja atau lantai, dimana prosedur penanganan banyak berbeda. Pembuangan atau pemusnahan bahan kumia jumlah banyak (package lots) memerlukan pananganan tersendiri. Pembuangan langsung akan merusak lingkungan. Dalam menangani pembuangan atau pemusnahan bahan kimia perlu memakai lat pelindung diri seperti sarung tangan, masker, pakaian laboratorium atau pelindung muka.
Untuk ringkasnya prosedur di bawah ini membahas penanganan tumpahan pada meja atau lantai dan pembuangan/pemusnahan bahan kimia jumlah banyak.

Halida Asam Organik
Contoh bahan :
Asetil bromida, Asetil klorida, Benzoil klorida
 Pembuangan bahan tertumpah
-          Tutup dengan NaHCO3 dan pindahkan dalam wadah serta tambah dengan air. Biarkan sebentar dan buang bersama dengan sejumlah air.
 Pembuangan/pemusnahan bahan
-          Campurkan dengan NaHCO3, dalam wadah gelas atau plastik dan tambahkan air dalam jumlah banyak sambil diaduk. Buang ke dalam bak air diikuti dengan banyak air.
  
Senyawa Halida Organik
Contoh bahan :
Alumunium klorida, Asam klorosulfonik, Stanilklorida
Penanganan bahan tertumpah
-          Tutup dengan NaHCO3 dan pindahkan ke dalam wadah serta tambah dengan air. Biarkan sebentar dan buang ke dalam bak pembuangan air bersama-sama dengan air jumlah banyak.
 Pembuangan/pemusnahan bahan
-          Campur dengan NaHCO3 dalam sebuah wadah penguap. Semprot dengan NH4OH 6 M dan aduk serta tambah es untuk mendinginkan hasil reaksi. Setelah tidak terbentuk uap NH4Cl, tambah air dan aduk. Netralkan dengan HCl sebelum dibuang bersama-sama air.

Aldehida
Contoh bahan :
Asetaldehida, Akrolein, Benzaldehida, Kloral, Formaldehida, Furfural, Paraldehida
Penanganan bahan tertumpah
Sedikit :              Absorp pada kertas serap dan uapkan dalam almari asam dan bakar.
Banyak :            Tutup dengan NaHSO3, tambah air dan aduk. Pindahkan ke dalam wadah dan biarkan selama 1 jam. Buang dengan air dalam jumlah banyak.
Pembuangan/ pemusnahan bahan
1.                Serap dalam adsorbent, bakar secara terbuka atau dalam insenerator.
2.                Larutkan dalam aseton atau benzena, bakar dalam insenerator.

Halida Organuk dan Senyawanya
Contoh bahan :
Aldrin, Klordan, Dieldrin, Lindane, Tetraetillead (TEL), Vinilkloride
 Pembuangan bahan tertumpah
-          Hindarkan sumber api. Absorpsi ke dalam kertas tissue. Masukkan ke dalam wadah gelas atau besi. Uapkan dalam almari asam dan bakar. Cuci wadahnya dengan sabun.
 Pembuangan/pemusnahan bahan
-          Tuangkan ke dalam  NaHCO3atau campuran pasir dengan NaOH (90:10). Aduk baik-baik dan pindahkan ke dalam insenerator.
-          Larutkan ke dalam pelarut organik mudah terbakar (aseton, Benzena). Bakar dalam insenerator.

Asam Organik Tersubstitusi
 Contoh  bahan :
Asam benzena sulfonat, Asam kloroasetat, Asam trikloroasetat, Asam fluoroasetat
 Penanganan bahan tertumpah
-          Tutup tumpahan bahan dengan NaHCO3.  Pindahkan ke dalam wadah dan tambah air. Biarkan reaksi selesai dan buang ke dalam bak air.
 Pembuangan/pemusnahan bahan
-          Tuangkan ke dalam NaHCO3 berlebihan, campur dan tambahkan air. Biarkan 24 jam setelah itu secara perlahan-lahan buang bersama sejumlah air, atau
-          Tuangkan ke dalam absorbent dalam insenerator. Tutup dengan sisa kayu atau kertas, siram dengan alkohol bekas dan bakat, atau
-          Larutkan dalam pelarut mudah terbakar atau sisa alkohol, Bakar dam insenerator.

 Amin Aromatik Terhalogenasi dan Senyawa Nitro
 Contoh bahan :
Diklorobenzena, Dinitroanilin, Endrin, Metil isotiosianat, Nitrobenzena, Nitrofenol
Pnanganan bahan tertumpah
-          Serap dengan kertas tissue. Uapkan dalam almari asam dan bakar. Tumpahan dalam jumlah besar dapat diserap dengan pasir + NaHCO3. Campur dengan potongan kertas dan bakar dalam insenerator.
 Pembuangan/pemusnahan
-          Seperti pada tumpahan banyak, atau
-          Dibakar langsung dalam insenerator dengan schrubber, atau
-          Campur dengan pelarut mudah terbakar (alkohol, benzena) dan bakar dalam insenerator.

Senyawa Amin Aromatik
Contoh bahan :
Anilin, Benzidine (karsinogenik), Pyridine
 Penanganan bahan tertumpah
 Sedikit :             Serap dalam kertas tissue atau kertas bekas. Biarkan menguap dalam almari asam dan sisanya dibakar.
Banyak :            Tutup dengan campuran pasir dan NaOH (90:10). Aduk dan campur dengan potongan-potongan kertas dan bakar dalam insenerator.
 Pembuangan/pemusnahan bahan
-          Dapat dilakukan seperti pada tumpahan banyak.
1.    Larutkan dalam pelarut mudah terbakar (alkohol, benzena) dan bakar dalam insenerator.

Fosfat Organik dan Senyawa Sejenis
 Contih bahan :     Malathion, Methyl parathion, Parathion, Tributilposfat
 Penanganan bahan tertumpah
-          Absorp dalam kertas tissue atau kertas bekas dan bakar.
  Pembuangan/pemusnahan bahan
1.      Bakar langsung ke dalam insenerator setekah dicampurkan dengan pelarut organik yang mudah terbakar.
2.      Campur dengan kertas bekas dan bakar dalam insenerator dengan schrubber alkali.

Basa Alkali dan Amonia
Contoh bahan :    Amonia anhirat, Kalsium hidroksida, Natrium hidroksida
 Penanganan bahan tertumpah
-          Encerkan dengan air dan netralkan dengan 6 M HCl, serap dengan kain atau pindahkan pada suatu wadah untuk dibuang.
 Pemusnahan
-          Tuangkan dalam bak dan encerkan dengan air serta netralkan. Buang dalam pembuangan air biasa.

 Bahan Kimia Oksidator
 Contoh bahan :
Ammonium dikromat, Ammonium perklorat, Ammonium persulfat, Asam perklorat
 Penanganan bahan tertumpah
-          Tumpahan zat padat atau cairan ditutup atau dicampur dengan reduktor seperti garam hipo, bisulfit dan ferosulfat yang ditambahkan sedikit 3 M asam sulfat. Pindahkan dalam suatu wadah dan netralkan dibuang lewat bak air.
       Pembuangan/pemusnahan
-          Tambah sejumlah larutan pereduksi (hipo, bisulfit atau ferosulfat yang ditambah H2SO4). Biarkan reaksi selesai dan netralkan dengan NaOH atau HCl. Buang dengan banyak air.

Bahan Kimia Reduktor
 Contoh bahan :
Natrium bisulfit
Natrium nitrit
Natrium Sulfit
Belerang oksida
 Pananganan bahan tertumpah
Tutup atau campur dengan NaHCO3. Biarkan reaksi selesai dan pindahkan ke dalam suatu wadah. Tambahkan kalsium hipoklorit, Ca(OCl)2 perlahan-lahan. Tambah air dan biarkan reaksi selesai. Encerkan dan netralkan sebelum dibuang ke dalam pembuangan air.
Pembuangan/pemusnahan bahan
Gas (seperti SO2) :
Alirkan ke dalam larutan NaOH atau larutan kalsium hipoklorit
Padat :
Campur dengan NaOH (1:1), tambah air sampai membentuk slury. Tambahkan kalsium hipoklorit dan air serta biarkan selama 2 jam. Netralkan sebelum dibuang ke dalam pembuangan air.

Sianida dan Nitril
 Penanganan bahan tertumpah
Sianida :
Serap cairan pada kertas bekas/tissue. Uapkan dalam almari asam dan bakar, atau pindahkan ke dalam wadah gelas dan basakan dengan NaOH dan aduk. Ke dalam slury tambahkan ferosulfat berlebih. Setelh satu jam, dibuang ke dalam pembuangan air.
Nitril :
Tambah NaOH berlebih dan Ca(OCl)2 untuk membentuk sianat. Pindahkan ke wadah gelas dan buang ke dalam pembuangan air setelah satu jam reaksi. Cuci bekas wadah dengan larutan hipoklorit.
Pembuangan/pemusnahan bahan
Sianida :
Tambahan bahan ke dalam larutan basa dari kalsium hipoklorit berlebih. Biarkan 24 jam dan buang ke dalam pembuangan air.
Nitril :
Tambahkan ke dalam NaOH-alkohol untuk membentuk sianat, setelah satu jam, uapkan              alkohol. Tambah ke dalam residu sianat sejumlah larutan basa kalsium hipoklorit berlebih. Setelah 24 jam buang ke dalam pembuangan air.

Eter
 Contoh bahan :
Anisole, Etil eter, Metil eter
Penanganan bahan tertumpah
Tutup permukaan yang terkontaminasi dengan NaOH atau NaHCO3. Campurdan tambahkan air bila perlu. Pindahkan slurry untuk dinetralkan dan dibuang dalam bak pembuangan air.
 Pembuangan/pemusnahan bahan
Bahan berupa cair atau padat dilarutkan ke dalam pelarut organik yang mudah terbakar. Bakar dalam insenerator.

Asam Inorganik
 Contoh bahan :
Asam klorida, Asam fluorida, Asam nitrat, Asam posfat, Asam sulfat
 Penanganan tumpahan
Tutup permukaan yang terkontaminasi dengan NaHCO3 atau campurkan NaOH dan Ca(OH)2 (1:1). Campur dan bila perlu tambah air agar membentuk slurry. Buang slurry tersebut ke dalam air yang sedang mengalir.
 Pembuangan/pemusnahan bahan

Tambahkan ke dalam sejumlah besar campuran NaOH dan Ca(OH)2. Buang campuran tersebut ke dalam air yang sedang mengalir.


Part 2
Untuk dapat melakukan kelayakan simpan dan kelayakan buang bahan kimia kita harus mengenal karakteristik bahan kimia tersebut dengan baik, silahkan klik tautan berikut 
https://drive.google.com/file/d/1CZtWuxGxzIOV0YbU3WolnMDN3fFbA8XM/view?usp=sharing